Selasa, 30 Oktober 2012

Jadwal majelis Nurul Musthofa Minggu ini



JADWAL MAJELIS TA'LIM NURUL MUSTHOFA MINGGU INI TANGGAL 28 OKTOBER SAMPAI 03 NOVEMBER 2012

 TANGGAL 28 OKTOBER 2012 : (NM1) (PEMBACAAN KITAB KHOSOIS UMMAH MUHAMMADIYAH) BERTEMPAT DI ISTANA SEGAF JLN.RM KHAFI I GG MANGGIS CIGANJUR JAKARTA SELATAN

 TANGGAL 29 OKTOBER 2012 : (NM2) (AQIDATUL AWWAM) BERTEMPAT DI JALAN.KEBAGUSAN 4 DAERAH KEBAGUSAN JAKARTA SELATAN

 TANGGAL 30 OKTOBER 2012 : (NM1) BERTEMPAT ISTANA SEGAF JLN.RM KHAFI I GG MANGGIS CIGANJUR JAKARTA SELATAN

 TANGGAL 30 OKTOBER 2012 : (NM3) (AQIDATUL AWWAM) DAERAH DEPOK CIBINONG BOGOR & SEKITAR NYA

 TANGGAL 30 OKTOBER 2012 : (NM4) BERTEMPAT DI JLN.PULO JAHE DAERAH CAKUNG JAKARTA TIMUR

 TANGGAL 31 OKTOBER 2012 : (NM2) BERTEMPAT DI JLN.GROGOL LIMO DEPOK

 TANGGAL 01 NOVEMBER 2012 : (NM3) BERTEMPAT DI JLN.PADURENAN PABUARAN CIBINONG BOGOR

 TANGGAL 02 NOVEMBER 2012 : (NM2) (AQIDATUL AWWAM) BERTEMPAT DI JLN.LENTENG AGUNG RAYA DAERAH JAGAKARSA JAKARTA SELATAN

 TANGGAL 02 NOVEMBER 2012 : (NM4) (AQIDATUL AWWAM) DAERAH JAKARTA TIMUR & SEKITAR NYA

 TANGGAL 03 NOVEMBER 2012 : (NM1) (TABLIGH AKBAR) BERTEMPAT DI LAPANGAN SATWIKA PERMAI TELKOM DAERAH JATILUHUR JATIASIH BEKASI

info lebih lanjut : www.nurulmusthofa.org

kata kata mutiara

  •  Berkata Ulama Shalihin :
         "Awali gerakmu dengan "Bismillahirrahmannirrahim""
 
  • Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos :
          "Apakah kamu mau tahu kunci-kunci syurga itu ? Kunci Syurga sebenarnya adalah "Bissmillahirraman nirrahim"
 
  •  Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos :
          "Berziarahlah kamu kepada orang-orang sholeh! Karena orang-orang sholeh adalah obat hati"
 
  • Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos :
          "Sebaik-baiknya teman adalah Al-Qur'an! dan seburuk-buruknya teman adalah syaitan!"
 
  •  Berkata Al Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir Al Haddad :
          "Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik."
 
  •  Berkata Al Habib Umar Bin Hud Al Atthos :
          "Bos yang wajib di patuhi adalah Allah SWT"
 
  •  Berkata Al Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid (Tanggul) :
          "Kunci kekayaan adalah shodaqoh, dan kunci kemiskinan adalah pelit"
 
  •  Berkata Imam Ghazali :
          "Cermin Manusia adalah Nabi Muhammad SAW"
 
  •  Berkata Al Habib Abdullah Bin Abdull Qadir Bin Ahmad Balfaqih :
          "Sebaik-baiknya ilmu adalah ilmu fiqih"
  •  Berkata Al Habib Muhsin Bin Abdullah Al Atthos :
          "Semua para wali di angkat karena hatinya yang bersih, tidak sombong, dengki, dan selalu rendah diri"
  •   Berkata Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas :
          “ Guru yang paling bertaqwa adalah Nabi Muhammad SAW, dan Rasulullah bersabda : “ Aku di didik oleh Tuhanku dengan sebaik-baiknya didikan”.
 

sholawat majelis rasulullah saw

Ya Zakiri

Senin, 29 Oktober 2012

ceramah habib Munzir Al-Musawa II


Ajaran Kelembutan Rasulullah SAW


عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَبِيٍّ فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَتْبَعَهُ إِيَّاهُ
(صحيح البخاري)<
Dari Aisyah Ummulmukminin (ibunda kaum yang beriman, gelar istri-istri Rasul SAW), sungguh ia berkata: dibawakan pada Nabi SAW seorang bayi lelaki, dan buang air kecil di baju beliau SAW, maka beliau SAW minta air lalu mengusapnya dengan air saja" (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang melimpahkan kepada kita kemuliaan tuntunan nabiNya Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga terangkat derajat kita dari kehinaan menuju keluhuran, dari keluhuran menuju keluhuran yang lebih tinggi lagi, demikianlah mulianya rahasia tuntunan sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang senantiasa menuntun seseorang kepada derajat semakin luhur yang tiada akhirnya, hingga semakin dekat kepada Allah subhanahu wata’ala. Kita telah mendengar penyampaian guru-guru kita akan indahnya keadaan orang-orang yang ingin mendekat kepada Allah subhanahu wata’ala dan sebaliknya bagaimana kerugian orang-orang yang tidak ingin dekat dengan tuhan penciptanya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ
“Barangsiapa yang suka berjumpa dengan Allah maka Allah suka berjumpa dengannya, dan barangsiapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci untuk bertemu dengannya”
Hadits ini merupakan suatu lamaran cinta dari Allah subhanahu wata’ala kepada hambaNya untuk mencintaiNya, oleh sebab itu kita selalu dituntun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah subhanahu wata’ala, dan jika kita mendapati diri kita tidak mampu melakukannya maka adukanlah dan mintalah ampunan kepada Allah subhanahu wata’ala, namun Allah tidak akan membebani hambaNya lebih dari kemampuannya, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman :
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
( البقرة : 286 )
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. ( QS. Al Baqarah : 286 )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah lambang yang mulia yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk dijadikan panutan, dijadikan idola,dan untuk dicintai lebih dari seluruh makhlukNya yang lain. Sehingga Allah subhanahu wata’ala mengelompokkan orang yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kelompok orang yang mencintai Allah subhanahu wata’ala. Jika seseorang mencintai Allah subhanahu wata’ala namun tidak mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka cintanya kepada Allah itu dusta, karena semakin seseorang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka hatinya akan semakin dipenuhi dengan cinta dan rindu kepada yang telah menciptakannya, yaitu Allah subhanahu wata’ala. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling indah dan paling mencintai kita (ummatnya) lebih dari seluruh makhluk lainnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mencintai kita lebih dari ayah ibu kita, mencintai kita lebih dari semua kekasih kita, karena ketika seseorang telah telah masuk ke dalam api neraka maka tidak ada seorang pun dari para kekasihnya yang akan mengingatnya kecuali sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang akan memohonkan syafaat untuknya. Bahkan para nabi dan rasul yang lainnya pun ketika mereka dimintai syafaat (pertolongan) kelak di hari kiamat mereka berkata :
نَفْسِيْ نَفْسِيْ نَفْسِيْ اِذْهَبُوْا إِلىَ غَيْرِيْ
“ Diriku, diriku, diriku, pergilah kepada selainku “
Kelak di saat manusia berkumpul di telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka akan ada orang-orang dari ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang disingkirkan oleh malaikat dari telaga itu karena mereka berubah (berpaling dari kebenaran) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, namun setelah mereka terusir dari kelompok nabi Muhammad shallallahu ‘alalihi wasallam, maka mereka pergi menuju kepada semua nabi untuk meminta pertolongan akan tetapi kesemuanya menolak, sehingga mereka kembali lagi kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
أَنَا لَهَا
“ Itulah bagianku (akulah pemberi syafaat”)
Dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Atsqalani bahwa pada mulanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengusir mereka akan tetapi kemudian menerima dan mensyafa’ati mereka kembali agar dimaafkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Maka diantara ummatnya ada yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berada dalam mizan (timbangan) sehingga terselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke surga, diantara mereka ada yang disyafa’ati ketika berada di atas shirat (jembatan), dan diantara mereka ada yang telah masuk ke dalam api neraka baru disyafa’ati oleh sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan Rasulullah terus menghadap Allah untuk meminta pengampunan bagi umatnya yang masih berada di dalam api neraka dan belum terselamatkan, hal ini menunjukkan kecintaan beliau kepada seluruh ummatnya meskipun orang tersebut adalah pendosa. Karena seseorang yang telah masuk ke dalam neraka maka tidak ada hal lain yang ia harapkan kecuali syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hanya memberi syafa’at kepada penduduk neraka yang pendosa saja, bahkan semua orang-orang shalih dari para wali Allah, para syuhada’ yang telah masuk surga pun mereka disyafa’ati oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar derajat mereka semakin tinggi di surga, dan orang yang telah masuk surga akan diberi syafa’at oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberi syafaat untuk keluarganya yang berada di neraka, maka semua ummat beliau akan mendapatkan syafa’at beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kelak di hari kiamat, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Imam Qadhi ‘Iyadh dalam kitab As Syifaa.
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa sayyidina Jabir bin Abdillah Al Anshari Ra, salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membeli onta untuk mengunjungi temannya sayyidina Abdullah bin Unais Ra, yang mana perjalanan itu ditempuh selama 1 bulan karena ia mendengar bahwa sayyidina Abdullah bin Unais mengetahui satu hadits yang belum sempat ia dengar, ketika itu sayyidina Jabir bin Abdillah tinggal di Madinah sedangkan sayyidina Abdullah bin Unais telah hijrah ke tempat lain namun beliau rela menempuh perjalanan selama satu bulan hanya untuk mendengar satu hadits yang belum ia dengar, dan setelah sampai di depan rumah Abdullah bin Unais, ia berkata kepada orang yang berada di pintu rumah itu : “sampaikan kepada Abdullah bin Unais bahwa Jabir bin Abdillah berada di depan pintu rumahnya”, mendengar hal itu sayyidina Abdullah bin unais kaget kemudian keluar dan menemui sayyidina Jabir dan memeluknya dengan tangisan haru karena mereka saling mencintai karena Allah dan telah lama tidak bertemu. Tidak lama kemudian sayyidina Abdullah bin Unais pun tidak sabar ingin mengetahui maksud kedatangannya dan berkata kepada sayyidina Jabir bin Abdillah : “Wahai sahabatku Jabir apa yang membuatmu menemuiku hingga engkau menempuh jarak sejauh ini?”, maka sayyidina Jabir bin Abdullah menjawab : “wahai sahabatku, aku mendengar bahwa engkau mengetahui satu hadits yang belum pernah aku mendengarnya”, mendengar hal itu sayyidina Abdullah bin Unais kaget dan berkata : “Engkau menempuh jarak yang demikian jauh untuk menemuiku hanya demi satu hadits saja yang belum pernah engkau dengar?”, maka sayyidina Jabir bin Abdullah berkata : “Aku tidak ingin wafat dan ada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang belum aku ketahui, sedangkan aku masih ada waktu dan bisa untuk mendengarkan hadits nabi tersebut namun waktu itu tidak aku pergunakan untuk hal tersebut”, demikian yang teriwayatkan dalam musnad Al Imam Ahmad dan.
Adapun hadits yang tadi kita baca terdapat banyak riwayat yang memiliki makna yang sama namun berbeda versi, dimana ketika dibawakan seorang bayi ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantara riwayat menyebutkan bahwa bayi tersebut dibawa kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk di tahnik ( mengunyah kurma kemudian dimasukkan ke mulut seorang bayi) oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, adapula yang menyebutkan bahwa bayi yang dibawa ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sayyidina Hasan dan ada yang mengatakan bahwa bayi itu adalah sayyidina Husain. Maka ketika bayi itu dibawakan ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bayi itu mengeluarkan air kencing dan mengenai baju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena di zaman itu belum ada pampers, namun saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melepas bajunya untuk dicuci, akan tetapi beliau hanya meminta air dan kemudian mengusap bekas kencing bayi itu dengan air. Di dalam madzhab Syafi’i dijelaskan bahwa hal ini adalah masalah khusus yang hanya berlaku bagi bayi lelaki yang belum makan dan minum apa pun selain air susu ibunya, namun jika bayi itu telah makan dan minum selain air susu ibunya maka tidak lagi termasuk dalam najis ringan seperti yang disebutkan dalam hadits tadi. Sebagaimana najis terbagi menjadi tiga, yaitu najis Mukhaffafah (najis yang ringan), najis mutawassithah (sedang), dan najis mughallazhah (berat). Adapun kencing bayi laki-laki yang belum makan dan minum selain air susu ibunya maka termasuk ke dalam najis yang ringan, dan najis mutawassitah (najis yang sedang ) yang mana jenis najis ini disucikan dengan membersihkan dan menghilangkan 3 sifatnya, rasanya, baunya dan warnanya. Maka semua najis selain najis kencingnya anak lelaki yang belum makan dan minum kecuali air susu ibunya, tergolongkan dalam najis yang sedang. Sedangkan najis anjing atau babi adalah najis mughallazah (berat) yang mana cara mensucikannya adalah dengan menggunakan air yang dicampur dengan tanah selama 7 kali, maka selain najis anjing dan babi maka termasuk ke dalam najis yang sedang yang hanya dibersihkan dengan air hingga hilang 3 sifat najisnya (warna, bau dan rasanya), namun jika telah berusaha semampunya untuk menghilangkan ketiga sifat tersebut tetapi tetap tidak bisa hilang, maka sebagian ulama’ berpendapat bahwa hal itu dimaafkan, demikianlah sebagian dari kemudahan dalam syariat Islam sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِيْنَ وَلَمْ تُبْعَثُوْا مُعَسِّرِيْنَ
“ Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk membuat kesulitan”

ceramah habib Munzir Al-Musawa


Sifat Pencemburu Allah SWT


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا، وَمَا بَطَنَ، وَلَا شَيْءَ، أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ، مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Tiada siapapun yang lebih pencemburu dari Allah, karena itulah Dia (SWT) melarang perbuatan dosa dan jahat, yang terang terangan atau yang tersembunyi, dan tiada siapapun yang lebih suka dipuji, selain Allah, oleh sebab itulah Dia (SWT) memuji Dzat-Nya (SWT) sendiri) (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha membuka rahasia kerajaan alam semesta dengan cahaya keindahaNnya, melimpahkan cahaya keluhuran, cahaya kemuliaan dan cahaya kasih sayangNya, dan kita sebagai manusia diberi kesempatan untuk melewati kehidupan yang sementara di dunia demi mencapai keridhaan Allah yang kekal dan abadi, untuk mencapai kebahagiaan yang kekal dan abadi. Allah subhanahu wata’ala menerangi jiwa hambaNya dengan iman, sehingga terang benderanglah jiwa itu sebab cahaya Allah, yang mana akan terlihatlah sifat-sifat kita yang hina yang kemudian kita siap untuk meninggalkannya, dengan cahaya tersebut terlihat dan terpisahlah antara sifat yang baik dan sifat yang buruk dalam hati kita hingga kita dapat membedakan dan dengan mudah untuk menjalankan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang hina. Namun ketika cahaya iman dalam hati seseorang semakin gelap, maka ia semakin tidak akan dapat membedakan antara hal yang baik dan yang buruk, sebaliknya semakin terang cahaya iman di hati seseorang maka ia akan semakin mampu membedakan antara perbuatan yang diridhai Allah subahanahu wata’ala dan perbuatan buruk yang dimurkai oleh Allah. Hal ini akan terlihat dan tampak dengan cahaya iman. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
( النور : 35 )
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” ( QS. An Nuur : 35 )
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”
Dalam menafsirkan ayat tersebut, sebagian Ulama’ menafsirkan diantara penafsirannya bahwa Allah Maha Mengasuh langit dan bumi, Allah Maha Melindungi dan Maha mengatur langit dan bumi, Allah Maha Tunggal menentukan segala kejadian di langit dan bumi, Allah Maha Mampu merubah keadaan dan Allah Mampu menerangi jiwa hamba-hamba yang beriman dengan kemuliaan dan cahaya-cahaya tuntunan para Nabi dan Rasul, yang berakhir dengan pemimpin para pembawa cahaya iman sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang Allah memberinya gelar sebagai “Cahaya yang terang benderang” sebagaimana firmanNya :
وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
( الأحزاب : 46 )
“Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” ( QS. Al Ahzaab : 46 )
Maka disini dapat kita fahami ketika Allah subhanahu wata’ala menggelari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai “Pelita yang terang benderang”, bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lah cahaya Allah subhanahu wata’ala, beliau lah hamba yang menerangi alam semesta ini dengan hidayah, dengan tuntunan keluhuran dan seindah-indah budi pekerti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yang diantaranya beliau adalah makhluk yang paling ramah dan dermawan, makhluk yang paling sopan dan berlemah lembut dari semua makhluk Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana dalam sebuah riwayat yang sering kita dengan, dimana ketika seseorang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : “sungguh aku akan celaka dan masuk akan masuk neraka”, maka Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersbada : “wahai Fulan, apa yang menyebabkanmu mengucapkan hal demikian?”, kemudian orang itu berkata : “Wahai Rasulullah, aku telah berjima’ dengan istriku di siang hari bulan Ramadhan”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bertobatlah kepada Allah, dan engkau harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut”, maka orang tersebut berkata : “wahai Rasulullah, aku adalah seorang kuli yang miskin, untuk berpuasa selama satu bulan bagiku sangatlah berat dan tidak mampu melakukannya apalagi harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut”, . Kita ketahui bahwa tidak ada seorang pun yang lebih tegas dalam menjalankan syariat daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun kita lihat bagaimana keindahan dalam sikap ketegasan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menanggapi permasalahan orang tersebut, yang mana ketika orang yang tadi berkata bahwa ia tidak mampu melakukan puasa selama 2 bulan, lantas sebagai ganti dari puasa itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh orang tersebut untuk memberi makan 60 orang miskin, maka ia pun berkata : “Wahai Rasulullah aku adalah seorang yang miskin, untuk memberi makan keluargaku saja aku merasa sangat kesusahan, bagaimana aku harus memberi makan untuk 60 orang”, mendengar ucapan orang tersebut dan karena kasih sayang dan sifat lemah lembutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian beliau mengambil kurma milik beliau shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menebus dosa orang tersebut, seraya berkata : “berikanlah kurma ini kepada penduduk yang termiskin di Madinah ”, maka orang tersebut berkata : “Wahai Rasulullah, orang yang termiskin di Madinah adalah aku”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “jika begitu, ambillah kurma itu untukmu”. Dari sini kita ketahui bagaimana kelembutan dan kasih sayang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik ketika di dunia atau pun kelak di akhirat. Dimana di akhirat kasih sayang beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berupa syafa’at kubra, sebagaimana yang banyak teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mensyafaati sedemikian banyak orang yang telah masuk ke dalam neraka selama ia tidak menyembah kepada selain Allah selama hidup di dunia. Namun dalam hal ini masih banyak orang yang terkadang merasa bingung dan bertanya-tanya ; “siapakah yang lebih baik dan berkasih sayang, Allah subhanahu wata’ala atau nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?, Allah subhanahu wata’ala yang telah menciptakan neraka kemudian memasukkan hamba-hambaNya ke dalam neraka itu namun Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam justru mengeluarkan mereka dengan syafaat beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. Maka dalam hal ini harus kita fahami bahwa Allah subhanahu wata’ala lah yang telah menciptakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan menjadikan beliau memiliki sifat lemah lembut serta mampu memberikan syafaat untuk manusia, maka kesemua itu adalah atas kehendak Allah subhanahu wata’ala, sebagai bentuk daripada ungkapan cinta Allah kepada hamba-hambaNya, maka cintailah Allah subhanahu wata’ala Yang memberi petunjuk dengan cahayaNya kepada siapa pun yang dikehendakiNya, semoga kita senantiasa diterangi oleh cahaya Allah dengan hidayahNya, amin. Di hari-hari terakhir ketika Rasulullah dalam keadaan sakaratul maut, diantara wasiat yang beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ucapkan adalah :
اَلصَّلاَةُ اَلصَّلاَةُ
“(Lakukanlah) shalat, shalat”

Tentang Kami Majelis Rasulullah saw


Majelis Rasulullah SAW


Nama "Majelis Rasulullah." dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Almusawa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul saw sebagai Idola.
Imagehabib Munzir mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Hb Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa *(mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis minggu-an setiap malam selasa), dan ia pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.
Hb Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Hb munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Nabi saw, maka Hb Munzir merubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.
Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Hb Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Rasul saw dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Rasul Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah saw..
ImageMajelis kian memadat, maka Munzir mengambil empat masjid besar yang bergantian setiap malam selasa, yaitu masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taqwa Pasar minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan, dan Ma`had Daarul Ishlah Pimp. KH. Amir Hamzah di Jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, Namun karena hadirin semakin bertambah, maka Hb Munzir akhirnya memusatkan Majelis Malam selasa ini di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, kini acara ini dihadiri berkisar antara 10.000 hadirin setiap minggunya, Hb Munzir juga meluaskan wilayah da'wah di beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya, lalu mencapai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Majelis Rasulullah tersebar di sepanjang Pantai Utara Pulau jawa dan Pantai Selatan, dan terus makin meluas ke Bali, Mataram, Irian Barat, bahkan Singapura, Johor dan Kualalumpur, demikian pula di stasion stasion TV Swasta, bahkan VCD, Majalah bulanan dll, dan kini Anugerah ilahi telah merestui Majelis Rasulullah untuk meluas ke Jaringan internet dengan nama asalnya "Website Majelis Rasulullah".
Semoga Allah memberikan anugerah kemudahan pada Hb Munzir Almusawa untuk terus menjadi Khadim Nabinya saw, memberikan padanya kesehatan Jasmani dan Rohani, dan selalu membimbingnya di Jalan yang di Ridhoi Allah swt, dan juga melimpahkan Anugerah Agung pada para aktifis Majelis Rasulullah khususnya, dan semua Pecinta Rasulullah saw pada umumnya, Amin.
Kritik & saran mengenai website ini dapat dikirim ke admin@majelisrasulullah.org
Alamat Majelis Rasulullah: Jl Cikoko Barat V, RT 03/05, No 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770). (Telfon 021-7986709)
Lokasi: 

kumpulan hadis-hadis Rasulullah


Kumpulan Hadist Rasul


1. Apabila kamu melewati taman-taman surga makan dan minumlah

sampai kenyang. Para sahabat lalu bertanya, "Apa yang dimaksud

taman-taman surga itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab,

"Kelompok zikir (Kelompok orang yang berzikir atau majelis

taklim)." (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

2. Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-

nyebut tentang manusia adalah penyakit (artinya penyakit

akhlak). (HR. Al-Baihaqi)

3. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, kalau kamu selamanya

bersikap seperti saat kamu ada bersamaku dan mendengarkan zikir,

pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat

tidurmu dan di jalan-jalan yang kamu lalui. Tetapi, wahai

Handhalah (nama seorang sahabat) kadangkala begini dan

kadangkala begitu. (Beliau mengucapkan perkataan itu kepada

Handhalah hingga diulang-ulang tiga kali). (HR. Tirmidzi dan

Ahmad)

4. Rasulullah Saw menyebut-nyebut Allah setiap waktu (saat).

(HR. Muslim)



5. Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang

tidak, seumpama orang hidup dan orang mati. (HR. Bukhari dan

Muslim)

6. Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan

kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan.

Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur'an dan

zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air

menumbuhkan rerumputan. (HR. Ad-Dailami)

7. Dua kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan

disukai oleh (Allah) Arrohman, yaitu kalimat: "Subhanallah

wabihamdihi, subhanallahil 'Adzhim" (Maha suci Allah dan segala

puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung). (HR. Bukhari)


8. Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan

membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya

Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya "Laailaha

illallah". Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan

"Alhamdulillah", jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan

"Astaghfirullah" dan jika ditimpa musibah dia berkata "Inna

lillahi wainna ilaihi roji'uun." (HR. Ad-Dailami)

9. Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi

dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik

dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada

berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka

memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, "Ya." Nabi Saw

berkata,"Zikrullah." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)


10. Menang pacuan "Almufarridun". Para sahabat bertanya, "Apa

Almufarridun itu?" Nabi Saw menjawab, "Laki-laki dan wanita-

wanita yang banyak berzikir kepada Allah." (HR. Muslim)


Penjelasan:
Almufarid ialah orang yang gemar zikrullah dan selalu

mengamalkannya dan tidak peduli apa yang dikatakan atau

diperbuat orang terhadapnya.

ceramah habib Rizieq di Nurul Musthofa


video majlis talim nurul musthofa


sholawat Muhammadun Nabiyuna :)